Negara Sedang Berkembang (Indonesia)

Negara Sedang Berkembang (Indonesia)

Negara Sedang Berkembang (NSB)

Negara sedang berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai menyingkirkan dunia ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang Dingin.

Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik secar fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju biasanya memiliki system ekonomi berdasakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan sendiri.

Penerapan istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu ngara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi ynag berkelanjutan.

Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal itu dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadahi.

Globalisasi

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memilik hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan anatar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Ciri-ciri globalisasi

1. Perubahan dalam lingkup ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam (handphone), televise, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan masa semacam banyaknya turis mancanegara di negara tersebut, memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi sangat bergantung sebagai akibat dari prtumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

3. Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media masa (terutama televise, film, music, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalamn baru mengenai hal-hal yang melintas beraneka ragam budaya. Misalnya dalam bidang fashion, literature, dan makanan.

4. Meningkaatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Sejarah globalisasi

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa didunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 masehi. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.

Fenomena tersebut dapat kita lihat pada perusahaan rumah makan siap saji (fast food) McDonald. Awalnya perusahaan tersebut berdiri disalah satu kota di Amerika. Seiring waktu dan juga globalisasi antar negara menyebabkan perusahaan rumah makan tersebut berkembang di seluruh pelosok dunia. Bahkan rumah makan tersebut berkembang cukup pesat di Indonesia. Hal tesebut menunjukkan telah terjadinya proses globalisasi.

Manfaat globalisasi bagi Indonesia

Globalisasi merupakan hal yang sangat mengerikan jika merubah semua tatanan kehidupan dengan meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Bangsa indonesiaa sebagai bagian dari masyarakat internasional tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi. Namun, dari perubahan itu justru globalisasi juga memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, bansa Indonesia harus memiliki filter untuk menangkal dampak negative dari globalisasi. Dalam hal ini sebagai filter adalah dasar negara kita, yaitu Pancasila.

Respon bangsa Indonesia sendiri terhadap globalisasi itu adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam menghidupi kehidupannya dengan baik, sedngkan tantangan berarti setiap orang diberi kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya. Sebagai contoh keduanya adalah pasar bebas, perkembangan IPTEK, wawasan budaya semakin luas, terbukanya lapangan kerja.

Secara garis besar, ada manfaat yang berguna bagi bangsa Indonesia akibat dari globalisasi ini terjadi diberbagai bidang diantaranya:

      Teknologi dan transportasi

Dalam bidang teknologi, globalisasi telah banyak membawa perubahan yang begitu besar bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kemajuan zaman menyebabkan terjadinya perkembangan terhadap teknologi informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi, masyarakat memperoleh manfaat yang sangat banyak. Contoh, dengan adanya internet kita bisa mengetahui tentang apa saja yang belum kita ketahui.

Selain itu perkembangan dan perubahan juga terjadi dibidang teknologi transportasi. Contoh, dengan adanya transportasi melalui udara kita bisa mencapai suatu tujuan dengan cepat.

      Ekonomi

Globalisasi juga membawa dampak terhadap kehidupan bangsa Indonesia dalm bidang ekonomi seperti, globalisasi mampu meningkatkan kemampuan berkompetisi dan meningkatkan kualitas produksi dalam negeri untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

      Politik

Di Indonesia, politik juga mengalami perkembangan akibaat dari globalisasi. Seperti, Indonesia mampu menegakkan nilai-nilai demokrasi, mempererat hubungan dan meningkatkan keaktifan dalam hubungan internasional demi menuju perdamaian dunia.

      Hukum

Dalam bidang hokum, Indonesia turut serta dalam organisasi internasional dan turut meratifikasi perjanjian hokum internasional dalam berbagai masalah.\

      Lingkungan Hidup

Dalam rangka keikut sertaanya Indonesia dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, Indonesia juga turut menentang pemakaian senjata nuklir baik untuk perang maupun penelitian yang dapat merusak lingkungan hidup.

      Social budaya

Dari sudut kebudayaan, globalisasi dapat memperluas wawasan budaya, meningkatakan kemampuan bahasa asing, meningkatkan ilmu pengetahuan, mngubah sikap mental kearah yang lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja dan memberikan arah dalam perilaku.

Indonesia saat ini

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah membawa kita pada titik yang terburuk selama lebih dari 30 tahun. Dewasa ini kita menghadapi permasalahn yang bertumpuk-tumpuk. Ekonomi kita mengalami kontraksi yang besar dengan laju inflasi yang tinggi. Nilai tukar rupia jatuh, suku bunga tinggi. Pengaruh kemarau yang berkepanjangan pada tahun 1997 berdampak negatifpada produksi bahan makanan yang pada gilirannya kita harus mengimpor beberapa jenis bahan makanan dalam jumlah yang cukup besar. Kegiatan ini produksi tersendat-sendat dan ekspor hasil industry manufatur menghadapi berbagai hambatan, natara lain kesulitan untuk mengimport bahan baku dan suku cadang. Sebabnya hilangnya kepercayaan kepada bank-bank di Indonesia. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan kita menghadapi masalah hutang yang berat baik didalam negeri maupun di luar negeri. Banyak industry telah mengurangi kegiatannya, bahkan ada yang telah memhentikannya. Oleh karena itu telah terjadi arus pengangguran yang sangat tinggi, karena terjadi pemutusan hubungan kerja. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang berlangsung bersamaan dengan meningkatnya laju inflasi telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan yang sangat besar. Sementara itu kontraksi dalam kegiatan ekonomi dan anjloknya harga migas disatu pihak dihadapkan dengan upaya untuk mengurangi dampak negative terhadap pendudukberpendapatan rendah dilain pihak pada gilirannya telah menyebabkan mieningkatnya deficit dalam APBN.

 

Referensi :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi.[2][3]

Negara yang memiliki ekonomi yang lebih maju daripada negara berkembang lainnya, namun tidak sepenuhnya menampakkan tanda-tanda negara maju dikelompokkan dalam istilah negara industri baru.[4][5][6][7]

Daftar isi

Definisi

Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menetapkan negara berkembang sebagai “negara yang memperbolehkan seluruh warga negaranya menikmati hidup yang bebas dan sehat dalam lingkungan yang aman.”[8] Namun menurut Divisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa:

Tidak ada konvensi resmi untuk penetapan negara atau wilayah “maju” dan “berkembang” dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.[3]

Selain itu mereka mengemukakan:

Penetapan “maju” dan “berkembang” hanya ditujukan untuk kemudahan statistik dan tidak mengekspresikan penilaian terhadap tahap-tahap yang telah dicapai suatu negara atau wilayah dalam proses pembangunannya.[9]

The UN also notes

Dalam kenyataannya, Jepang di Asia, Kanada dan Amerika Serikat di Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru di Oseania, dan Eropa dianggap sebagai wilayah atau kawasan “maju”. Dalam statistik perdagangan internasional, Persatuan Bea Cukai Afrika Bagian Selatan juga dianggap sebagai kawasan maju dan Israel sebagai negara maju; negara yang muncul dari bekas Yugoslavia dianggap sebagai negara berkembang; dan negara-negara di Eropa Timur dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (kode 172) di Eropa tidak termasuk dalam wilayah maju ataupun berkembang.[3]

Pada abad ke-21, wilayah Empat Macan Asia asli[10] (Hong Kong,[10][11] Singapura,[10][11] Korea Selatan,[10][11][12][13] dan Taiwan[10][11]), bersama Siprus,[11] Malta,[11] dan Slovenia,[11] dianggap “negara maju”.

Di sisi lain, menurut klasifikasi IMF sebelum April 2004, seluruh negara Eropa Timur (kecuali negara Eropa Tengah yang masih tergabung dalam “Eastern Europe Group” di PBB) juga bekas negara Uni Soviet (USSR) di Asia Tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Turkmenistan) dan Mongolia tidak dimasukkan dalam kawasan maju atau berkembang, namun disebut sebagai “negara transisi”, mereka sekarang lebih dikenal (dalam laporan internasional) sebagai “negara berkembang”.

IMF menggunakan sistem klasifikasi fleksibel yang memperhitungkan “(1) tingkat pendapatan per kapita, (2) diversifikasi ekspor sehingga eksportir minyak yang memiliki PDB per kapita tinggi tidak akan masuk dalam klasifikasi maju karena 70% barang ekspornya berupa minyak, dan (3) tingkat integrasinya ke dalam sistem keuangan global.”[14]

Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia ke dalam empat kelompok pendapatan. Kelompok ini diatur setiap tahun pada tanggal 1 Juli. Ekonomi yang terbagi menurut pendapatan nasional per kapita 2008 menggunakan tingkatan pendapatan berikut:[15]

  • Negara pendapatan rendah memiliki PN per kapita US$975 atau kurang.
  • Negara pendapatan menengah bawah memiliki PN per kapita antara US$976 dan US$3.855.
  • Negara pendapatan menengah atas memiliki PN per kapita antara US$3.856 dan US$11.905.
  • Negara pendapatan tinggi memiliki PN per kapita lebih dari US$11.906.

Bank Dunia mengelompokkan semua negara berpendapatan rendah dan menengah sebagai negara berkembang namun menyatakan, “Penggunaan sebutan ini tujuannya adalah memudahkan; tidak ditujukan untuk menyatakan bahwa semua ekonomi dalam kelompok ini mengalami pembangunan yang sama atau ekonomi lain telah mencapai tahap akhir pembangunan yang dituju. Pengelompokkan menurut pendapatan nasional secara langsung tidak mencerminkan status pembangunan suatu negara.”[15]

Pengukuran dan konsep pembangunan

Pembangunan suatu negara diukur dengan indeks statistik seperti pendapatan per kapita (per orang) (PDB), harapan hidup, tingkat melek aksara, dan lain-lain. PBB telah mengembangkan HDI, sebuah indikator statistik untuk mendorong tingkat pembangunan manusia di negara-negara yang terdata oleh PBB.

Negara berkembang umumnya adalah negara yang belum mencapai tingkat industrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan memiliki standar hidup menengah ke rendah. Terdapat korelasi kuat antara pendapatan rendah dan pertumbuhan populasi yang tinggi.

Istilah yang digunakan ketika membicarakan negara berkembang mengareah pada tujuan dan pembangunan negara-negara yang memakai istilah ini. Istilah lain yang kadang digunakan adalah negara kurang maju (LDC), negara ekonomi kurang maju (LEDC), “bangsa belum maju” atau bangsa Dunia Ketiga, dan “bangsa non-industri”. Sebaliknya, ujung lain dari spektrum ini disebut negara maju, negara ekonomi sangat maju (MEDC), bangsa Dunia Pertama dan “bangsa industri”.

Untuk mengurangi aspek eufemistik dari kata berkembang, organisasi internasional mulai memakai istilah negara ekonomi kurang maju (LEDC) untuk negara miskin yang dalam hal apapun tidak dapat disebut sebagai negara berkembang. LEDC adalah subset termiskin dari LDC. Penggunaan ini dapat menentang keyakinan bahwa seluruh dunia berkembang memiliki standar hidup yang sama.

Konsep bangsa berkembang dapat ditemukan (dalam satu istilah atau lain) di berbagai sistem teoretis yang memiliki beragam orientasi — misalnya, teori dekolonisasi, teologi pembebasan, Marxisme, anti-imperialisme, dan ekonomi politik.

Kritik atas istilah ‘negara berkembang’

Ada berbagai kritik terhadap pemakaian istilah ‘negara berkembang’. Istilah ini menekankan inferioritas sebuah ‘negara berkembang’ jika dibandingkan dengan sebuah ‘negara maju’ yang tidak disukai oelh banyak negara. Istilah ini seolah menekankan sebuah negara agar ‘berkembang’ mengikuti model pembangunan ekonomi tradisional ‘Barat’ yang tidak diikuti beberapa negara seperti Kuba.

Istilah ‘berkembang’ berarti mobilitas dan tidak mengakui bahwa pembangunan menurun atau tetap di sejumlah negara, terutama Afrika bagian selatan yang terkena dampak parah dari HIV/AIDS. Dalam beberapa kasus, istilah negara berkembang dapat dianggap sebagai eufemisme. Istilah ini berarti homogenitas antara negara-negara tersebut yang sangat beragam. Istilah ini juga berarti homogenitas di antara negara-negara tersebut ketika kekayaan (dan kesehatan) sebagian besar atau kecil kelompok utama sangat bervariasi.[rujukan?]

Umumnya, pembangunan memerlukan infrastruktur modern (fisik dan institusional), dan perpindahan dari sektor bernilai rendah seperti pertanian dan pengambilan sumber daya alam. Sebagai perbandingan, negara maju biasanya memiliki sistem ekonomi berdasarkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan stabil dalam sektor ekonomi tersier dan sektor ekonomi kuarter dan standar hidup material tinggi. Tetapi, ada pengecualian utama ketika beberapa negara yang dianggap maju memiliki banyak komponen industri primer dalam ekonomi nasional mereka, seperti Norwegia, Kanada, Australia. AS dan Eropa Tengah memiliki sektor pertanian yang sangat penting, keduanya adalah pemain penting dalam pasar pertanian internasional. Selain itu, pengambilan sumber daya alam dapat menjadi industri yang sangat menguntungkan (bernilai tinggi) seperti pengeboran minyak.

Daftar negara ekonomi awal dan berkembang

Berikut ini negara-negara yang dianggap sebagai ekonomi awal dan berkembang menurut Laporan Ekonomi Dunia Dana Moneter Internasional, April 2010.[16]

Negara berkembang yang tidak terdaftar di IMF

Daftar ekonomi berkembang yang sudah menjadi ekonomi maju (Empat Macan Asia dan negara Euro Baru)

Lihat pula

 

Tinggalkan komentar